Di Purnama sebelumnya sempat aku duduk dipungguk bulan
anjing-anjing melolong ditengah bintang
burung gagap mengepal kepala pada pundak
lalu hati lulu lantah di atas dunia yang perawan
Kau kecup bulan yang masih perjaka
hingga urat-urat dalam kemenyannya berbau masam
kau pangku Tuhan-mu
Lalu mereka menghamba dikapernaun
Mereka mengunyah cuka anggur
dimakannya buah-buah tak berbiji
dan gemuruh lautan meloncat sampai ke bulan
lalu bulan pucat pasi
Kau datang pada kawanan domba membawa sepotong angsa
berlarilah mereka menuju arah bulan
matamu hilir mudik mengejar bulan
lalu bulan melahirkan hawa
Di tengah -tengah padang dalam mimpi bulan
mereka murka oleh sinarnya
membara -membabibuta dan membias keseluruh angkasa
lalu bulan redup
Kini tak lagi anjing melolong
kau pangku Tuhan-Mu
matamu hilir mudik mengejar bulan
s'bab disana Tuhanmu sedang tidur dalam anyaman Bulan
hingga urat-urat dalam kemenyannya berbau masam
kau pangku Tuhan-mu
Lalu mereka menghamba dikapernaun
Mereka mengunyah cuka anggur
dimakannya buah-buah tak berbiji
dan gemuruh lautan meloncat sampai ke bulan
lalu bulan pucat pasi
Kau datang pada kawanan domba membawa sepotong angsa
berlarilah mereka menuju arah bulan
matamu hilir mudik mengejar bulan
lalu bulan melahirkan hawa
Di tengah -tengah padang dalam mimpi bulan
mereka murka oleh sinarnya
membara -membabibuta dan membias keseluruh angkasa
lalu bulan redup
Kini tak lagi anjing melolong
kau pangku Tuhan-Mu
matamu hilir mudik mengejar bulan
s'bab disana Tuhanmu sedang tidur dalam anyaman Bulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar