Minggu, 22 Juli 2018

KIDUNG HINAAN

 Foto Bella Donna Nova.
Dibalik waktu yang kasar
ingin kuteriakan pada telinga-telinga manusia
yang angkuh dan yang penuh nista
bahwa mata kail hatiku congkak melawan arus hinaan

Aku sudah berjuang sejauh kata-kata
namun tiada bagi puji-pujian
tidak juga senandung kidung-kidung
yang ada padaku hanya siksa dusta

THE MOMENT



Foto Bella Donna Nova.

Kau harus percaya bahwa Tuhan sedang tidak menghukum kita
ia juga tidak sedang menguji arti sebuah kebersamaan.
lagi-lagi waktu selalu aku persalahkan
dan kau adalah alasan terbesar mengapa aku sedemikan 


Kau harus paham kekasih ..
diwaktu yang luang ini, aku baru saja hidup
seolah-olah telah lama aku terbaring dalam nestapa kematian
tubuhku kaku dan mulutku membisu karena asa

Tuhan tidak salah sayang ..
waktu dan kita yang kurang beruntung untuk ini'
baru sebentar saja kita melewati dermaga bergandengan
mengantar bulan tertidur dengan ciuman

Sebentar itu kah sayang ..
laut melihat dan lumba-lumba kegirangan melompat
mengantar aku dan kau
lalu kita kembali pada waktu jahanam seperti biasa

Benarkah sayang tidak salahkah Tuhan
mengatur pertemuan seperti catur
yang berbaris rapih dan harus dipindah-pindah
iaaa .. barangkali kita adalah salah satu anak catur yang sementara Tuhan pintal untuk berjajar sebaris.

NYANYIAN SUNYI


Foto Bella Donna Nova.
Aku ingin menulis untuk perempuan yang hati dan mimpinya dibungkam oleh asa.

Dengarkan hatimu sekarang. kamu berharga, terlahir cantik sebagai ciptaan yang luar biasa dan bermartabat. cintai dirimu!
kita sudah cukup menjadi siapa kita. jangan lebihkan dirimu karena inginmu. Tapi lengkapi dirimu dengan yang sebenarnya kamu butuhkan. kita semua pernah diserbu oleh asa karena perasaan, entah itu cinta atau sejenisnya yang membuat kita terpukul dan terpukau. Namanya hidup masing-masing diantara kita akan duduk dan menangisi apa yang sudah kita mulai.
seperti biasa ada diantara kita yang begitu sibuk mengemas masa depan hingga jadi sukses dan ada pula yang sibuk menabung benih cinta untuk masa depan sambil berjalan beriringan dengan sukses. Ada juga diantara kita yang rela meninggalkan dunia demi membuktikan betapa besarnya rasa cinta, lagi-lagi ada diantara kita yang harus bertumbuhkembang dengan penyakit dan tidak bisa menjadi seperti kita yang bernapas lega. iya, begitu banyaknya tentang kita yang tak sanggup dijabarkan.
kendatinya, kita yang adalah perempuan ini hidup dengan jalan serta takdir yang berbeda-beda. Ada sebagian dari kita yang layak menerima 'penerimaan' dan sebagian lainnya menerima 'penolakan'. barangkali penerimaan karena kesempurnaan ataupun kelebihan ataupun penolakan karena kekurangan dan ketidaksempurnaan tidak ada satu diantara kita yang dapat menebak. kita hanyalah rumah yang dapat menampung tanpa peduli rasa sakit maupun seberapa bahagia.

Perempuan. kita terlahir kuat dengan satu kandungan yang membangun sebuah negara, dengan sepotong hati yang mungkin berulang-aling terluka yang menebar banyak hati pada seribu bahkan seribu kalilipat orang lagi. Kita kokoh bagai fondasi rumah yang tabah kala hujan dan angin.
jangan pernah tolak kekuranganmu dengan menutupinya. Iklaskan setiap penolakan yang berlaku serta syukuri penerimaan yang diberikan padamu secara cuma-cuma. kita terlahir utuh dan akah selalu utuh layaknya yang sudah terciptakan. jangan sesali kecantikan kita yang akan pudar dimakan usia. jangan kesal juga akan doa-doa yang belum dikalungkan padamu. tetaplah tegar ! semakin kuat kita ditempa semakin kuat fondasi dan atap kita. tegarlah sayang!

BAHTERA BULAN


Foto Bella Donna Nova.


Di Purnama sebelumnya sempat aku duduk dipungguk bulan
anjing-anjing melolong ditengah bintang
burung gagap mengepal kepala pada pundak
lalu hati lulu lantah di atas dunia yang perawan 


Kau kecup bulan yang masih perjaka
hingga urat-urat dalam kemenyannya berbau masam
kau pangku Tuhan-mu

Lalu mereka menghamba dikapernaun
Mereka mengunyah cuka anggur
dimakannya buah-buah tak berbiji
dan gemuruh lautan meloncat sampai ke bulan
lalu bulan pucat pasi

Kau datang pada kawanan domba membawa sepotong angsa
berlarilah mereka menuju arah bulan
matamu hilir mudik mengejar bulan
lalu bulan melahirkan hawa

Di tengah -tengah padang dalam mimpi bulan
mereka murka oleh sinarnya
membara -membabibuta dan membias keseluruh angkasa
lalu bulan redup

Kini tak lagi anjing melolong
kau pangku Tuhan-Mu
matamu hilir mudik mengejar bulan
s'bab disana Tuhanmu sedang tidur dalam anyaman Bulan

SAJAK SABAR

Kesabaran terbesar adalah duri dalam daging
Dapatkah kau mengunyah satu persatu daging-daging tak berdarah dan tak berdosa?
Adalah kepercayaan pada sajak yang kau percayai membumikan namamu?
Ataukah kepercayaan yang sekaligus menyombongkan dirimu?

Tidak .
Kesabaran bukan musuh.
Bukan juga alat
Bukan juga wahana
Sebaik-baiknya kesabaran ialah sederhana dalam berpikir dan bertindak.
Bersabarlah

Hasil gambar untuk GAMBAR PENGAMPUNAN

CATATAN PENDEK

Hasil gambar untuk GAMBAR CATATAN
Catatanku ini penuh gemuruh
Pada waktu awan hitam meliuk
Pada saat rupamu lenyap perlahan.
Lukisan duniaku ini penuh dengan fatamorgana.
Hingga kau lenyap di dalamnya dengan samudra yang tak mampu ditebak duniaku.

Pun awan yang berkecimbung lugu, tak daya menyanubarikan mentari bagai lagu kasih ibu bagai mentari menyinari dunia.

Pun perjalanan di bawah kolong langit kita
Tak bisa menyinggahi tiap hati insani.
Bak harum dosa bagai selembar daun gandarusa.
Seperti para sufi meramal ikal hidup semerbak daun selasih.
Dimana kasturi kan bergugur hari ini?
Biarlah ia berguguran sampai kelopak matamu tak lagi mendung.

Di luar isyarat tubuhmu
Telah kutatap paku mati atas deritamu.
Jangan menangis kau sundal.
Dunia ini hanya boleh ada sandal-sandal yang melelah.
Sementara para jalang yang ucap layaklah menjelma jadi RATU atas para RAJA ..
Demikian catatan sunyi dari beribu catatan pendek.

DIAM



Gambar terkait
Ragaku layak serpihan abu
Tiba-tiba hilang dibawah angin.
Kemudian aku diam.
Tanpa mau bertanya kemana mata angin berhenti.

SULIT

Aku sering kesulitan menulis sajakku
Seperti aku juga sering lupa bagaimana caranya jatuh cinta.

Padahal aku ingin menulis apa yang aku punya.
Begitu juga aku ingin mencintaimu seperti cara sederhanamu mencintaiku.

Inilah hal tersulit dalam hidup yang tak mampu aku jawab sendiri ketika kutanya mengapa?


Hasil gambar untuk GAMBAR SULIT

LUKA

Jika kamu mengerti
Bahwa lukaku kini bukan lagi luka main-main.
Kini ia kuberi pupuk doa dan siraman semangat

 Hingga ia boleh kubalut dengan masa depan dan janji kebahagian yang lebih
 ketimbang sandiwaramu.
Maaf lukaku kini bukan luka-lukaan biasa. 

Lukaku sekarang lebih sadis hidupnya ketimbang luka kala itu.
Yang konon katamu, luka itu abadi.
 Kini kau lihat sendirikan lukaku itu abadi dalam kata-kata tapi tidak kekal dalam sejarah hidup apalagi masa depanku .. 

Terimakasih pernah memberi luka hingga detik ini aku boleh merefleksi dan menuai kata-kata indah ..

Sabtu, 17 Maret 2018

DiSuatu Hari Nanti


Masih kah kau ingat kenangan disini ..
aku lalu diam-diam memilihnya menjadi sebuah cerita yang sampai kapan akan terkenang.


Post

Bahkan Tuhan menyiapkan
hari dan waktu untuk kau tetap mencintainya tanpa umur
juga matahari sebagai fatamorgana tuk kau luputi cintanya
kau boleh berdoa tanpa melupakan dia

What the Dog Saw


 
 Di pertigaan hari kemarin banjir dimana-mana
Dimana-mana buih-buih manusia penuh
Neraka tidak lagi kosong
Penjara jadi saksi

“ mereka tertawa kecil”

Senyum simpul memikat dalam
Banjir banjiri tanah
Hati masih berlapang
Tanah lapang tak berlapangan

“ mereka tertawa sedang”

Anak – cucu manusia mulai gerogi
Anjing-anjing tak sempat melolong
Anak-anak cicak tak lagi mengusung tembok
Semut-semut tak bertulang berpaling

“mereka tertawa sinis”

Taman kanak-kanakku roboh
Hati-hatiku ikut roboh
Jantungku copot
Tanahku tak berbobot

“mereka tertawa besar”

Dapat makanan gratis
Rumah darurat
Susu beruang
Lalu anjing bertanya

“untuk apa anjing tertawa anjing”




Senin, 19 Februari 2018

Samudra Merah


 
Senja berpaling. Seberkas cahaya memar
Rona jingga samarkan hati. Kabut tipis menuai rindu
Alangkah elok ciptaan Yahwe
Kering gersang rindu memikat

Kusingkap lagi setiap tetes rindu
Bening matamu bawa harap   
Simponi kisah papaskan peluk
Hatiku ketir singkapi airmatamu

Dua Boneka Kecil





Pada dinding kebiruan dan kursi mungilku
Duduk sepasang mata iba. Dua tangan kocar-kacir
Dua telinga tergantung dan satu hati menyatu
Di pinggir rak buku mini lahirlah pemilik puisi

Di telaga malam. Ketika matahari lelah bersinar
Dua boneka mungil meloncat di atas mesin-mesin huruf
Binar matanya membendung sungai
Hatinya rontok. Sang waktu menyaksikan

Selekas penat mempertemukan.
Dua boneka kecoklatan merajut salam.
Kini pukul dua-tiga tujuh subuh.
Mereka mematung. Dua tangan lainya berpesta menyambut puisi.



Bulan Yang Merana



Di atas langit kau duduk menenun asmara
Berpuluh-puluh tahun yang lalu aku merintih dalam doa
Seorang lelaki menemuiku dalam mimpi
Begitu elok sayup mata mendera riak wajahnya

Para perawan dibawah kaki bukit menghentak lonceng tua
Bulan masih berpapas sedang bintang mengayomi anak-anaknya
Langit teduh seduh sedan
Ada aku disebalik sinar

Bulan masih sama mempelitai batas kota
Kali ini para janda menjuntai para perjaka
Niat hati merenungi kisah bulan. Apa daya
Tangisku pecah pada bulan yang merana