Minggu, 15 Januari 2017

Aku Tak ingin

Detik yang luka
meruncing bencana hidup
cinta yang kelam
mengabdi sepanjang hajat

Hidup bukan hanya untuk duka
bukan juga untuk megibas airmata

Hidup adalah detik
yang harus kamu selesaikan dengan cinta

maka jangan berhenti sayang

aku tak ingin
mengulangi tapakan jalan yang sama
dan juga menyusuri cerita yang sama

yang aku ingini hanyalah
ingin-inginku yang pernah
aku semogakan 

Selasa, 10 Januari 2017

Januari yang malang


Dear januari .....

Datangmu begitu tepat, tak kala aku yang masih berselimut harus cepat mengais bawaanku
 Lalu terbangun dan mengemasi lemari-lemari kesibukanku
 Waktu yang kau tuangkann belum teruntuk kata  cukup 
tuk menyirami ketegaran hati yang masih teramat pilu itu
lalu 
 
Lembar daun hidup yang kau layangkan dalam jiwaku masih mengembara
Entahlah, sampai pada refolusi ke berapa kali ini
Atau sampai pada tahun
Atau bahkan berpuluh-puluh tahun kesekian yang kan ku dapati
Aku hanya debu yang pasti diterjang angin lalu sirna
Aku hanya arang sekali dibakar disisakan dan akan hilang dalam bara lalu kembali ke abu
Hidup ini penuh warna

Kau mengatas namakan abu pada awal dan akhir januari ini
Abu adalah asal muasal kehidupan hidup
Kelabu adalah  akhir dari sebuah kematian

Kita tak lagi menunggangi keledai yang sama
Tuk menyusuri padang mimpi kita
Kita terpecah oleh ruang pembatas dan waktu
Di pertengahan abad kisah januari
Tlah tergariskan tangis serta kertak gigi para pemberontak perempuan

Darah belum mengalir
Namun rinai  darah airmata membakar tajamnya ingatan mereka

Januariku yang malang ....

Kau adalah ketabuhan hidup bagi tangisan semu
wajah-wajah para perempuan merengek di atas pembaringan
Mereka dicekik diawal januari
Berlarut sampai awal pertengahanmu

Sudilah kau memutar kembali
Januari yang tak bernyawa ini
Gemilangnya kota-kota menyuarakan tahun baru penuh bulan darah airmata
Kau tak lagi sama januariku
Kita juga tak sama cerita
Umurmu makin tua
Kau kan merangkak dalam ketuaan dan kesengsaraan tujuhbelasmu sedang kami
Tertawa di atas kikisan para lelaki yang menghujat bumi perempaun

Januariku yang malang ....

Bila tlah lewat jalanmu ini ke hulu menyebrangi hilir
sampaikan aminku pada kedelapan belasmu bahwa
Hidup juga butuh kemudaan dan ketuaan 
Agar kami yang tertawa juga mampu menyisahkan tenaga
 tuk menyusuri jalan bersamamu sampai pada persimpangan berikutnya

Jogjakarta 11 januari