Tentang kamu ... :)
Tak perlu aku merangkai kata-kata indah untuk melakar namamu, krena
namamu hanyalah jembatan menuju kerinduan, dan aku bersalah jika
menuangkan namamu di sini.
Dan aku lebih berdosa, jika membohongi diriku sendiri apabila ada aku diantara bulir-bilir rindu itu !
aku menulis ini dengan rindu, yang tak mampu di baca oleh perasaan dan yang tak bisa diterjemahkan dengan lidah.
Aku mengenal dirimu dengan izin Tuhan dan dunia. Tapi tidak dengan
sesuatu yang sering menjadi perbincanganku dengan Tuhan diluar
pengetahuanmu.
Cinta adalah mata dan hati yang menjadikannya matahati.
aku jatuh cinta pada pertemuan singkat itu. Bermula dari dermaga yang
keliru dan lautan yang tak merestui. Disitu gejolak mata tak sanggup
berdusta, diatas lautan yang lentur kau ombang-ambingkan permulaan yang
adalah sejarah. Lalu kitapun menjadi sepasang sahabat dengan kekeliruan
ombak terhadap kapal layar.
Karena waktu pasti berlalu
meninggalkan cerita, maka cerita kita kutitip pada karang jahanam di
tanah Timur. Kita bergegas rapi bersama Perahu layar, Kau menopangku
sedekimian indah. Perkenalan spontan mematerai kita. Dan mereka yang
beserta kita adalah saksi tanpa kebenaran. Mengapa ? Karena kita melawan
perbedaan yang mungkin menjadikan kau-aku dan mereka menjadi renggang.
Aku sadar kecerobohan tulenku. Aku akui kejujuran yang tak
membenarkanku. Aku keliru diantara cinta-mencintai- dan dicintai.
Lalu perlahan, kau menggandeng tanganku, berjalan sejajar disampingku, tertawa lepas dihadapku. Kau pelengkap kala itu.
Bersama berlalunya senja, kau memorikan sebuah awal dengan tatap dan
senyummu. Tuhan jika yang boleh aku minta, izinkan dya berada lebih lama
bersamaku. Itu sepenggal kalimat yang kirim untuk Tuhan diantara kita
dan deru ombak dilautan lepas.
Kau dan aku menjadi kita.
Kebahagiaan sempurna yang dijanjikan diam dan malam. Kita adalah dua
bintang yang bersinar tanpa bintang yang lain. Kita adalah Ombak yang
teduh dari keganjilan ombak yang lain. Kita adalah satu diantara
beribu-ribu mata, yang terdalam dari kedalamam laut dan yang luas
diantara langit dan lautan. itulah kita dalam dua hati namun satu cinta.
Kau janjikan bintang yang redup dan malam yang kesepian dengan
genggaman tanganmu. Kau istirahatkan aku disampingmu dalam tenang. Dan
ketika aku terbangun, dunia seolah berubah dan kau adalah satu-sattunya
yang masih berada dekatku. Cinta tak mampu ditukar dengan kopi yang kau
teguk dengan senyummu. tidak juga lemah seperti PopMie yang siap saji.
cinta itu kuat, sekuat Dollar Australia yang tak mampu kau lukisakan
diatasnya,tidak juga kau remuk-remukan kertasnya. Cinta itu murni
semurni warna 5 dollar Australia. Aku ingat persis !
Hinggah, hujan kecilpun berlayar menyertai aku. Kali ini aku kembali berbisik pada Tuhanku lewat sebuah perantaraan.
Tuhan ..
Jika dya Milikku, maka jaga dya dan kembalikan dya jika sudah tiba
masanya. Namun, apabila bukan tercipta untukku maka biarkanlah dya
terlepas dipertengahannya. amin
Dan waktupun berlalu, sebuah
perpisahan terkadang memberikan sebuah jalan yang lebih baik sebelumnya.
dan itu nyata. Dan kebodohanku adalah tidak bertanya banyak tentangmu.
Tapi entahlah seperti apa Tuhan menciptakan hatiku ini. aku tak sanggup
berdusta. jika cinta diberikan Tuhan maka aku percaya Tuhan akan
memeriksa hati kita masing-masing.
seiring berjalannya waktu ,
bertambahnya hari dan genapnya bulan, menjadikan benih cinta ini sulit
pudar diantara semak-semak asmara kita. pernah berulang kali kita saling
membelakangi oleh persoalan sepeleh dan perbedaan pendapat. Namun kau
tau !
aku dan kamu masih tetap hidup dalam satu kisah yang sama.
Hinggah suatu hari. .
sebuah rahasia yang sulit kau jujurkan itu, nyata didepan mataku. Kau
tau berapa dalam api membakar hatiku? berapa banyak iblis
memporak-porandakan perasaanku?. Aku ingin mati tapi tidak dengan
membawa serta kisah kita. Dan aku juga ingin hidup tapi tanpa kamu lagi.
Aku keliru disini. Cukup ! itu yang terakhir kutegaskan dihadapanMu .
..
Malam berlalu dengan pelukan perpisahan kita, aku seolah-olah
seperti orang bodoh yang baru terlahir. tapi entah dari mana dan kemana.
Aku kehilangan arah.
Bahkan untuk melalui penerbangan yang
kubayangkan setia disampingmu adalah sirna. Dusta. Dan membara bagai
arang yang menyulap kayu. rapuh !
iya benar .. aku rapuh hari itu, tepatnya dalam doaku aku berharap agar aku tidak lagi melihatmu.
Tapi sayang .. entah kekuatan apa yang mengekang ingatanku, meluluhkan kerasnya hatiku dan mencairkan kebekuan amarahku.
Hinggah pagi itu, dibawah langit yang biru dan bisingnya kota pahlawan,
kau nyatakan maafmu dalam peluk dan sebuah kecupan terakhir. Dan saat
itu, pintaku pada Tuhan.
"sertai dya selalu, Seperti apa kehendakmu. Aku akan tetap bersyukur. Jaga dya Tuhan"
Aku mampu merasakan hatimu hinggah mampu mengerti setiap helaian
nafasMu. Namun aku sanggup merelakan segalanya diakhir cerita ini. Di
Surabaya kita melepas pandangan yang tak mampu dilakukan oleh tangan
untuk waktu yang tak bisa kita takdirkan.
"Lalu kuputuskan untuk mencintaimu dalam diam ....."
Because .....
"
I love you more than any word can say. I love you more than every action I take. I’ll be right here loving you till the end"
________________
(Jogja 010716)